KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas
limpahan rahmat dan karunianya. Karena
hanya dengan karunia-Nyalah kami dapat
menyelesaikan tugas makalah biologimolekuler semester VI
yang berjudul “ REGULASI EKSPRESI GEN PADA PROKARIOTIK”.
Tidak lupa kami ucapkan terimah kasih kepada ibu Dosen Dini Hariyati S.Pd,M.Si
yang merupakan dosen mata kuliah biologi molekuler semester VI, karena dengan
bimbingan beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tujuan dari
makalah ini tidak hanya menjelaskan regulasi ekspresi gen pada prokariotik yang
sering kita temui dalam pelajaran biologi pada umumnya. Adapun tujuan lain dari
makalah ini adalah menjelaskan bagaimana regulasi ekspresi gen pada prokariotik
secara lebih rinci. Dalam penyajian makalah ini kami memilih untuk menggunakan
gaya bahasa yang sederhana dan menyajikannya secara sistematis, tetapi tidak
mengurangi maksud dan tujuan disusunnya makalah ini. Hal ini dimaksudkan agar
para pembaca lebih mudah memahami isi dari makalah ini.Tak ada gading yang tak
retak kami menyadari dalam makalah ini tidak luput dari kekurangan – kekurangan.Untuk
itu kepada semua pembaca makalah ini kami mengharapkan sumbang saran atau
kritik yang konstruktif, demi perbaikan isi makalah ini pada khususnya dan
pendidikan pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LANTAR BELAKANG
Pada bakteri dan Eukariot lainnya, keberadaan gen
sangat berpengaruh dalam adaptasi terhadap lingkungan.Seperti contoh yang
digunakan saat ini, yakni bakteri E. coli.Bakteri E.coli ini biasanya hidup
pada usus mamalia.Mereka berpindah dari usus ke saluran pembuangan melalui
feses.Dalam menghadapi lingkungan yang baru itu, bakteri E. coli mengaktifkan
atau menonaktifkan ekspresi dari satu set gen yang khusus. Bisa atau tidaknya
E. coli bertahan pada suatu lingkungan yang baru tergantung bagaimana
kemampuannya dalam mengatur ekspresi gen tersebut. Saat E. coli membutuhkan
suatu bahan untuk pertumbuhan di tempat yang baru, dia mengaktifkan ekspresi
dari satu set gen. Kemudian apabila bahan itu sudah tercukupi, dia akan
menonaktifkan ekspresi gen tersebut agar tidak mengahbiskan energi. Hal itu
terus dilakukan setiap ada perubahan lingkungan.
Pada setiap proses tersebut, pengaturan dari proses
transkripsi sangatlah penting. Didalam sel prokariot, ada beberapa gen
struktural yang diekspresikan secara bersama-sama dengan menggunakan satu
promoter yang sama. Kelompok gen semacam ini disebut operon. Gen-gen semacam
ini pada umumnya adalah gen-gen yang terlibat dalam suatu rangkaian reaksi
metabolisme yang sama, misalnya: metabolisme laktosa, arabinosa, dan lain-lain.
Pengelompokan gen-gen semacam ini dalam suatu operon membuat sel menjadi lebih
efisien di dalam melakukan proses ekspresi genetik. Sebaliknya di dalam sistem
jasad eukariot, sistem organisasi operon semacam ini tidak ada karena setiap
gen struktural diatur oleh satu promoter tersendiri.Secara umum dikenal dua
sistem regulasi ekspresi genetik yaitu regulasi positif dan regulasi negatif.
Regulasi pada suatu gen atau operon melibatkan aktivitas suatu gen regulator.
Regulasi positif pada suatu operon artinya operon tersebut dapat diaktifkan
oleh produk ekspresi gen regulator
B.
TUJUAN
1. Dapat
Mengetahui tentang regulasi ekspresi gen
pada prokariotik
2. Dapat
memahami bagaimana proses regulasi ekspresi gen pada prokariotik
BAB II
PEMBAHASAN
REGULASI EKSPRESI GEN PADA
PROKARIOTIK
A.
REGULASI EKSPRESI GEN
Regulasi
adalah pengaturan atau pengendalian. Ekspresi genetik adalah suatu rangkaian
proses kompleks yang melibatkan banyak faktor. Salah satu ciri penting pada
sistem jasad hidup adalah keteraturan sistem. Oleh karena itu dalam ekspresi
genetik proses pengendalian (regulasi) sistem menjadi bagian mendasar dan
penting.
Pengaturan
/pengendalian (regulasi) ekspresi genetik merupakan aspek yg sangat penting
bagi jasad hidup, baik pada prokariot maupun eukariot. Tanpa sistem pengaturan
yg efisien, sel akan kehilangan banyak energi. Sebagai contoh: jika di dalam
medium pertumbuhan Escherichia coli terdapat gula sederhana, misalnya
glukosa (monosakarida), maka sel tidak perlu menjalankan sistem ekspresi gen yg
bertanggung jawab untuk metabolisme gula yg lebih kompleks, misalnya laktosa
(disakarida). Gen yg bertanggung jawab dalam metabolisme laktosa baru akan
diaktifkan setelah melalui suatu rangkaian regulasi tertentu.
Ada
dua sistem pengaktifan ekspresi gen, yaitu ekspresi gen secara konstitutif dan
induktif. Secara konstitutif berarti selalu diekspresikan dalam keadaan apapun
Sebaliknya, secara induktif bermakna gen yang hanya diekspresikan jika ada
keadaan yg memungkinkan atau ada proses induksi.
Kelompok
gen konstitutif merupakan kelompok gen yang bertanggung jawab terhadap
metabolisme dasar, misalnya metabolisme energi atau sintesis komponen-komponen
selular. Sebaliknya, gen yang baru diaktifkan (diinduksi) menunjukkan adanya
efisiensi selular. Sebagai contoh : sel bkteri cenderung untuk menggunakan
sumber karbon dengan struktur molekul paling sederhana yang tersedia di dalam
sel,misalnya glukosa. Olh karena itu,jika sel bakteri ditumbuhkan dalam medium
yang mengandung dua macam sumber karbon yang berbeda kompleksitas
strukturalnya,misalnya glukosa (monosakarida) dan laktosa (disakarida), maka
sel bakteri akan menggunakan glukosa terlebih dahulu karena struktur molekulnya
lebih sederhana dibanding laktosa.
Pada
sel prokariot, telah dikenal kelompok gen yg disebut operon.Eukariot tidak
mengenal sistem operon karena diatur oleh satu promoter tersendiri Pengendalian
ekspresi genetik pada jasad hidup (pro- dan eu-kariot) meliputi pengendalian
positif dan pengendalian negative.
Pada
prokariot, pengaturan (pengendalian) pada suatu gen atau operon melibatkan
aktivitas suatu gen regulator. Pengendalian positif pada suatu operon tersebut
dapat diaktifkan oleh produk ekspresi gen regulator Sebaliknya, apabila operon
dinonaktifkan oleh produk ekspresi gen regulator merupakan pengendalian
negatif.
Produk
gen regulator ada 2, yaitu aktivator dan represor. Aktivator berperan dalam
pengendalian positif, sedangkan represor dalam pengendalian negatif. Produk
keduanya bekerja dengan menempel pada sisi pengikatan protein regulator pd
daerah promoter gen yg diaturnya.
Pengikatan
aktivator atau represor pada promoter ditentukan oleh keberadaan suatu molekul
efektor yg biasanya berupa molekul kecil, misalnya asam amino, gula atau
metabolit serupa lainnya. Molekul efektor yg mengaktifkan ekspresi suatu gen
disebut induser, sedangkan yg bersifat menekan ekspresi suatu gen disebut
represor.
B.
Model Operon
Model operon berhubungan dengan
regulasi gen yang mengkode enzim yang dibutuhkan untuk penggunaan laktosa pada
E. coli. Transkripsi dari satu set gen yang berdekatan diatur oleh dua elemen.
Salah satu elemen disebut regulator gen, mengkode protein yang disebut
repressor.Pada kondisi yang cocok, repressor berikatan dengan elemen kedua yang
disebut operator. Letak operator selalu berdekatan dengan struktur gen yang
dimana ekspresinya diatur. Ketika represor berikatan dengan operator,
transkripsi tidak dapat terjadi.Hal ini karena ikatan antara represor dan
operator menghalangi RNA polymerase untuk berikatan dengan sisi promoter.
Kesatuan unit dari gen, operator, dan promoter inilah yang disebut operon.
Mengikat atau tidaknya represor pada operator, ditentukan oleh ada atau
tidaknya molekul efektor.Transkrip mRNA membawa informasi yang mengkode seluruh
operon.mRNA dari operon mengandung lebih dari satu struktur gen sehingga
disebut poligenik.
C.
Regulasi negative dan regulasi positif pada
system ekspresi gen prokariot
1)
Pengendalian negative pada regulasi ekspresi
gen prokariot
Pengendalian
secara negatif pada operon artinya operon dinoaktifkan oleh produk gen
regulator (represor), sehingga bila represor ini menempel pada operator akan
dapat menghambat transkripsi. Operon dapat diaktifkan dengan cara
diinduksi. Induksi operon terjadi apabila ada molekul efektor dalam sel.
Molekul efektor merupakan molekul yang mengikat protein dan dapat merubah aktivitas
protein. Molekul efektor yang dapat meningkatkan aktivitas protein disebut
dengan induser. Dalam hal ini induser akan berikatan dengan represor, untuk
kemudian mengubah struktur dari represor. Hal ini mengakibatkan represor tidak
dapat lagi berikatan dengan operator. Dengan demikian transkripsi dapat
berjalan. Secara skematis sistem pengendalian negatif dapat digambarkan sebagai
berikut :
Dari
gambar dapat dijelaskan bahwa pada pengendalian negatif dilakukan oleh protein
represor yang dihasilkan oleh gen regulator. Pada gambar satu, represor ini
menempel pada operator. Penempelan menyebabkan RNA polimerase tidak dapat
melakukan transkripsi gen-gen struktural, sehingga operon mengalami represi
(penekanan). Proses ini akan terjadi secara terus menerus selama tidak ada
induser di dalam sel. Ini disebut dengan mekanisme efisiensi seluler karena sel
tidak perlu mengaktifkan operon jika memang tidak ada induser sehingga energi
seluler dapat dihemat. Pada gambar dua, menjelaskan jika ada induser
maka, induser melekat pada bagian represor dan mengubah struktur dari represor,
sehingga mengubah allosterik konformasi molekul represor. Hal ini mengakibatkan
represor tidak dapat menempel lagi pada operator dan represor tidak mampu
menghambat transkripsi, sehingga RNA polimerase akan terus berjalan. Pada
gambar ketiga, represor yang dihasilkan pada gen regulator tidak berikatan
dengan ko-represor akan menjadi tidak aktif dan transkripsi pun akan tetap
berjalan. Terakhir pada gambar ke empat represor yang berikatan dengan
ko-represor pada sisi allosteriknya akan menghambat transkripsi.
2)
Pengendalian positif pada regulasi ekspresi gen
prokariotik
Pada sistem pengendalian positif pada gen operon, operon diaktifkan oleh produk
gen regulator, yaitu aktivator. Aktivator dapat bekerja (diaktifkan) bila ada
induser. Kemudian aktivator yang telah berikatan dengan induser akan menempel
pada operator. Dengan demikian transkripsi dapat berjalan. Transkripsi dapat
dihentikan kembali bila ada ko-represor. Ko-represor dapat berikatan dengan
aktivator dan menonaktifkan kerja aktivator. Secara skematis pengendalian
positif operon dapat digambarkan sebagai berikut :
Berdasarkan
gambar dapat dijelaskan bahwa pengendalian positif operon diaktifkan oleh
produk ekspresi gen regulator. Pada gambar pertama menjelaskan bahwa gen
regulator menghasilkan suatu aktivator yang belum aktif, sehingga transkripsi
tidak bisa berjalan. Pada gambar kedua menjelaskan bahwa aktivator yang
dihasilkan oleh gen berikatan dengan protein induser sehingga aktivator akan
mengalami reaktivasi dan transkripsi pun berjalan. Pada gambar ketiga gen
regulator yang menghasilkan aktivator yang sudah aktif dan transkripsi pun
berjalan. Pada gambar ke empat menjelaskan bahwa aktivator akan berikatan
dengan ko-represor sehinggan menjadi tidak aktif, sehingga tidak akan terjadi
transkripsi.
D. Pengendalian
Negatif Operon Lac Dan pengendalian positif operon lac
1) Pengendalian
negative operon lac
a. Tanpa laktosa :
represi ekspresi gen
Pengendalian operon
laktosa secara negatif dilakukan oleh protein repressor yang dikode oleh gen
Lac I. Repressor LacI adalah suatu protein tetra merik yang
tersusun atas empat polipeptida yang identik. Represor ini menempel pada daerah
operator (Lac O) yang terletak disebelah hilir dari promoter. Operator
lac berukuran sekitar 28 pasangan basa . Penempelan semacam ini menyebabkan RNA
Polimerase tidak dapat melakukan transkripsi gen-gen struktural Lac
Z, LacY, Lac A. Sehingga operon laktosa dikatakan mengalami represi.
Proses penekanan atau represi semacam ini akan terjadi terus menerus selama
tidak ada laktosa dalam sel. Inilah yang disebut mekanisme efisiensi selular
karena sel tak perlu mengaktifkan operon laktosa jika memang tidak ada laktosa
sehingga energi selularnya dapat dihemat.
b. Ada laktosa : derepresi ekspresi gen
Eksperesi gen didahului oleh proses
pengaktifan operon laktosa.Proses pengaktifan operon laktosa disebut sebagai
proses induksi. Induksioperon laktosa dapatterjadi jika ada
laktosa di dalam sel. Laktosa yang ada di dalam medium pertumbuhan diangkut ke
dalam sel dengan menggunakan enzim permease galaktosida. Operon laktosa tidak
sepenuhnya ketat karena di dalam sel sel selalu ada produk ekspresi
operon ini meskipun pada aras paling dasar ( basal level). Oleh karena itu,
meskipun belum ada induksi sepenuhnya, di dalam sel sudah ada produk
enzim permease galaktosida. Enzim inilah yang akan mengangkut laktosa ke dalam
sel. Demikian pula halnya dengan enzim β- galaktosidase di dalam sel yang
selalu ada dalam jumlah yang terbatas, meskipun belum ada induksi sepenuhnya,
sehingga dapat mengubah laktosa menjadi allolaktosa. Allolaktosa inilah
yang sesungguhnya menjadi induser untuk mengaktifkan operon laktosa.
Allolaktosa adalah suatu isomer yang terbentuk dari laktosa ,
mendepresi operon dengan cara menginaktifkan repressor. Dengan cara ini, enzim
untuk metabolisme terinduksi atau transkripsi berjalan. Di bawah ini
diberikan gambar skema pola regulasi ekspresi operon Lac pada Eschericaia
coli
2)
Pengendalian positif operon lac
Pengaturan
gen diartikan sebagai positif hanya ketika suatu molekul aktivator
berinteraksi langsung dengan genom untuk mengubah transkripsi ke keadaan on.
Selain dikendalikan secara negatif, operon lac juga dikendalikan secara
positif. Dalam sistem semacam ini operon Lac diaktifkan kembali setelah
sebelumnya ditekan sampai aras yang paling dasar (basal level). Pengendaliaan
ini memberikan keuntungan bagi sel karena operon laktosa tetap dalam
keadaan non-aktif selama masih tersedia glukosa dalam jumlah yang banyak.
Dalam kasus operon lac, penghilangan represor dari operator tidak cukup untuk
mengaktifkan operon tersebut sehingga diperlukan suatu sistem yang bekerja
secara positif (mempercepat) proses pengaktifan operon. Pada saat E.coli
ditumbuhkan dalam medium yang mengandung dua macam sumber karbon yang
berbeda, yaitu glukosa dan galaktosa, maka sel tidak perlu mengaktifkan operon
laktosa jika dalam sel masih tersedia glukosa.
Represi katabolit pada
operon Lac dilakukan melalui protein regulator yang
dikenal sebagai CAP (catabolite activator protein) dan suatu molekul efektor
yaitu cAMP. Pada saat konsentrasi cAMP meningkat, yaitu pada saat konsentrasi
glukosa rendah, maka cAMP akan berikatan dengan CAP dan mengaktifkan operon lac.
Operon lac mempunyai dua sisi pengikatan yang berbeda, yaitu sisi
pengikatan untuk RNA polimerase dan sisi pengikatan untuk kompleks CAP- cAMP.
Kompleks CAP- cAMP terikat pada promoter lac, pengikatan kompleks
CAP-cAMP pada promoter membantu RNA polimerase untuk terikat pada promoter.
Pengikatan CAP-cAMP pada promoter membentuk kompleks tertutup yang selanjutnya
mekjadi kompleks terbuka yang siap melakukan transkripsi.
E.
Pengendalian operon triptopan (trp)
Trp adalah
salah satu operon dari E. coli yang mengalami represi. Jika tryptophan tidak
ada, RNA polimerase akan berikatan dengan promoter dan mentranskrip gen dari
operon tersebut. Tetapi jika terdapat tryptophan, represor berikatan dengan
operator dan mecegah RNA polimerase untuk berikatan dengan promoter.
Operon trp
berperanan di dalam sintesis asam amino triptofan pada E. coli.Operon
trp, dikendalikan melalui dua macam mekanisme yaitu : (1) penekanan (represi)
oleh produk akhir ekspresi, dan (2) pelemahan (attenuation). Operon ini dikenal
secara negatif oleh suatu represor seperti pada operon lac.Meskipun demikian,
ada perbedaan fundamental antara kedua operon tersebut.Operon lac adalah operon
yang mengkode enzim-enzim katabolik, yaitu enzim yang digunakan untuk merombak
suatu senyawa, sedangkan operon trp adalah operon yang mengkode enzim-enzim
anabolik yang digunakan untuk sintesis suatu senyawa. Operon untuk enzim
katabolik cenderung akan diaktifkan jika ada senyawa yang akan dirombak,
misalnya laktosa. Sebaliknya, operon untuk enzim anabolic pada umumnya akan
dinonaktifkan jika tersedia senyawa yang akan disintesis, misalnya triptofan,
maka operon trp akan dinonaktifkan. Selain dengan mekanisme pengendalian
negatif semacam ini, operon trp juga mempunyai mekanisme pengendalian lain,
yaitu mekanisme pelemahan yang tidak ada pada operon lac.
Pengendalian negatif operon trp
dilakukan dengan cara menekan ekspresi
gen-gen dalam operon itu pada saat tersedia triptofan dalam jumlah banyak. Operon trip terdiri atas 5 gen struktural, yaitu tripE, D, C, B dan A. Promotor dan operator operon ini terletak pada daerah yang sama. Hal ini berbeda dengan operator lac yang terletak tepat pada sisi sebelah hilir promotor lac. Pada daerah hilir setelah promotor, tetapi sebelum daerah gen struktural, terdapat suatu urutan nukleotida (trpL) yang mengkode suatu polipeptida awal berukuran pendek (leader peptida) yang terdiri atas 14 asam amino dan tidak fungsional sebagai protein.
gen-gen dalam operon itu pada saat tersedia triptofan dalam jumlah banyak. Operon trip terdiri atas 5 gen struktural, yaitu tripE, D, C, B dan A. Promotor dan operator operon ini terletak pada daerah yang sama. Hal ini berbeda dengan operator lac yang terletak tepat pada sisi sebelah hilir promotor lac. Pada daerah hilir setelah promotor, tetapi sebelum daerah gen struktural, terdapat suatu urutan nukleotida (trpL) yang mengkode suatu polipeptida awal berukuran pendek (leader peptida) yang terdiri atas 14 asam amino dan tidak fungsional sebagai protein.
Pada saat
triptofan tidak tersedia, atau hanya tersedia dalam jumlah sangat terbatas, gen
trpR hanya menghasilkan aporepresor yang tidak mampu menempel pada daerah
operator sehingga RNA polimerase dapat dengan mudah melakukan transkripsi
gen-gen struktural trpE, D, C, B dan A setelah melewati daerah attenuator.
Sebaliknya, pada saat tersedia triptofan dalam jumlah banyak, aporepresor yang
dikode oleh trpR akan berikatan dengan molekul triptofan (disebut sebagai
ko-represor) sehingga terjadi perubahan struktural pada protein aporepresor
menjadi protein represor yang fungsional. Perubahan struktural tersebut
mengakibatkan represor dapat menempel pada daerah promotor operon trp sehingga
RNA polimerase tidak dapat melakukan transkripsi gen-gen struktural.
Selain
dengan mekanisme pengendalian negatif semacam trp, operon trp juga dikendalikan
melalui mekanisme pelemahan.Perlu dipahami bahwa sistem represi operator trp
sebenarnya tidak cukup kuat, jauh lebih lemah dibandingkan represor operon lac,
sehingga transkripsi gen-gen struktural trp masih dapat terjadi meskipun ada
protein represor. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme pengendalian yang lain
untuk meningkatkan efisiensi selular karena sintesis asam amino triptofan
memerlukan banyak energi.
F. Pengendalian operon ARA
Katabolisme L-arabinosa oleh E-coli melibatkan tiga enzim yang dikode
oleh tiga gen berurutan, yaitu araB, araA, dan araD. Aktivitas transkripsi
ketiga gen tersebut diatur oleh gen keempat yaitu araC. Lokus araC dan araBAD
ditranskripsi dengan arah yang berlawanan oleh suatu daerah promotor
sentral.Aktivitas ipromotor araC (Pc) maupun promotor araBAD (PBAD)
distimulasi oleh CAP-cAMP. Operon ara mempunyai dua operator yaitu araO1
(mengendalikan araC) dan araO2 (mengendalikan araBAD). Protein araC
(dikode oleh araC) mempunyai 3 daerah pengikatan yaitu pada araO2,
araOl, dan pada aral yang dapat dibedakan menjadi dua sub-bagian
yaitu aral1 dan aral2.
Pada saat
tidak tersedia arabinosa, sehingga tidak diperlukan enzim untuk katabolisme,
protein araC melakukan pengendalian negatif dengan cara menempel pada araO2
dan aral1. Penempelan itu menyebabkan DNA membengkok sehingga
menekan transkripsi operon araBAD.Sebaliknya, jika arabinosa tersedia, terjadi
perubahan konfirmasi protein araC sehingga protein regulator tersebut tidak
dapat menempel pada araO2 melainkan melekat pada aral1
dan aral2. Hal ini menyebabkan penghilangan struktur bengkokkan DNA
yang sebelumnya menekan operon ara BAD sehingga operon ini dapat ditranskripsi
dan translasi menghasilkan enzim-enzim yang digunakan untuk metabolisms
arabinosa.
Protein araC sendiri juga dapat
diatur aras sintetisnya dengan mekanisme autoregulasi. Gen araC ditranskripsi
kearah kiri dari promotornya (PC) sementara disemailah kirinya
(disemailah hulu dari araC) terdapat operator araO1. Pada saat
konsentrasi araC meningkat, protein ini akan menempel pada araO1
sehingga akhirnya menghambat transkripsi araC kearah kiri (kearah hulu
dari lokus araC). Penghambatan transkripsi araC ini pada akhirnya akan
mengurangi jumlah protein represor sehingga tidak disintesisi dalam jumlah
berlebihan.
G. Pengendalian operon GAL
Operon gal pada E. coli terdiri atas tiga gen struktural, yaitu galE, galT, dan
galK yang ditranskripsi dari dua promotor yang saling tumpang tindih pada sisi
sebelah hulu dari galE. Operon ini selain bertanggung jawab dalam metabolisme
galaktosa sebagai sumber karbon, juga berperan dalam mengubah UDP-glukosa
menjadi UDP-galaktosa pada waktu tidak ada galaktosa. Meskipun transkripsi
kedua promotor gal dapat diinduksi oleh galaktosa, tetapi produk galE dalam
aras dasar selalu dibutuhkan pada saat tidak tersedia galaktosa. Operon gal
juga diatur oleh sistem represi katabolic. Pada saat konsentrasi cAMP tinggi,
kompleks CAP-cAMP akan menstimulasi transkripsi dari promotor pertama sekaligus
menekan promotor kedua sehingga terbentuk produk gen-gen struktural operon gal.
Sebaliknya, jika bakteri ditumbuhkan dalam medium yang mengandung glukosa,
sehingga konsentrasi cAMP rendah, maka transkripsi dimulai dari promotor kedua
yang terletak disemailah hulu promotor pertama. Keadaan ini menyebabkan
disintesisinya enzim-enzim gal pada aras dasar (basal level). Kedua promotor
gal tersebut dikendalikan secara negatif oleh produk gen galR yang tidak
terikat dengan operon gal.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ekspresi gen adalah proses penentuan
sifat suatu organisme oleh gen. Sifat fenotipe makhluk hidup merupakan sifat
hasil ekspresi gen yang terlihat. Contoh fenotipe adalah berbagai keaneragaman
anjing yang memiliki jenis bulu, ukuran, warna yang berbeda. Pada bayi anjing
yang baru dilahirkan, tampak anjing memiliki ciri-ciri yang
sama antara satu dengan yang lain, tetapi seiring pertumbuhan dan
perkembangannya ciri-ciri yang tampak sudah menunjukkan perbedaannya. Hal
inilah yang disebut dengan ekspresi gen. Anjing-anjing tersebut memiliki
kemiripan yang besar pada susunan DNAnya, tetapi ciri-ciri yang tampak berbeda
(seiring pertumbuhannya) tersebut disebabkan adanya ekspresi gen yang
mengaktifkan atau menonaktifkan gen-gen tertentu.Proses ekspresi gen yang digunakan
oleh semua kehidupan yang dikenal - eukariota (termasuk organisme multisel),
prokariota (bakteri dan archaea) dan virus - untuk menghasilkan mesin
makromolekul untuk hidup dan Ekspresi gen merupakan proses penentuan sifat
suatu organisme oleh gen. Suatu sifat yang dimiliki oleh organisme merupakan
hasil metabolisme yang terjadi di dalam sel. Regulasi ekspresi gen ialah
mekanisme pengaturan ekspresi gen.
B.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Biologi.
2015.Contoh Genotipe dan Fenotipe. Diakses pada
http://kliksma.com/2015/01/contoh-genotipe-dan-fenotipe.html, 28 November 2015.
Hypersmash.
2014. Macam-Macam Keanekaragaman Hayati (Genetik, Species dan
Ekosistem). (Online). Diakses pada http://www.materisma.com/2014/02/macam-macam-keanekaragaman-hayati-gen.html,
28 November 2015.
King,
Michael W. Regulation of Gene Expression. (Online). Diakses pada
http://themedicalbiochemistrypage.org/gene-regulation.php, 28 November 2015.
Lasantha.
2011. Penggolongan Enzim Berdasarkan Ekspresi Gen. (Online)
http://www.generasibiologi.com/2011/12/penggolongan-enzim-berdasarkan-ekspresi.html,
28 November 2015.
Martina.
2013. Ekspresi Gen. (Online). Diakses pada
http://martinakurniarohmah.blog.com/2013/03/06/ekspresi-gen-2/ 28 November
2015.
Niedielch.
2010. Makalah Ekspresi Gen dan Regulasinya. (Online). Diakses
padahttp://id.scribd.com/doc/97237329/Makalah-Ekspresi-Gen-Dan-Regulasinyascribd,
28 November 2015.
Suciati,
Hbibah. 2015. Dogma Sentral Biologi Molekuler. (Online).
Diakses pada
http://dokumen.tips/documents/dogma-sentral-biologi-molekuler.html, 28 November
2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar